Blogger Widgets

Sabtu, 08 Desember 2012

Plastik yg kamu bawa bermasalah ga?

Penggunaan plastik banyak menuai kontroversi. Berbagai masalah mulai dari keamanan produk untuk kesehatan sampai masalah limbah plastik sering kali dilontarkan oleh aktivis gerakan anti plastik. Banyak pihak yang mengeluhkan sifat limbah plastik yang sulit terdegradasi. Di sisi lain, justru banyak pihak yang menganggap plastik adalah material yang mampu menyokong kemajuan teknologi modern. Plastik dinyatakan dapat meningkatkan efesiensi bahan baku, energi, dan waktu.
Masalahnya
Untuk memahami masalahnya secara benar, kita perlu memperluas perhatian kita pada seluruh daur hidup produk. Setiap kali kita memproduksi dan mengkonsumsi suatu barang perlu dipikirkan: apa yang terjadi pada sumberdaya alam yang digunakan ? Bagaimana nanti pada saat suatu benda menjadi sampah ?
Kita cenderung membahas suatu masalah secara sempit atau bagian yang kita sukai atau inginkan saja. Akibatnya di tengah dunia yang mengalami begitu banyak krisis, kita merasa hidup kita baik-baik saja.

Kita bisa sih membuat hidup kita terasa baik-baik saja, dengan mempersempit wilayah perhatian kita. Tetapi apakah itu memecahkan masalah ?

Ekonomi modern telah mengisolasi perhatian kita pada proses konsumsi saja, dan kita ‘didorong’ untuk tidak mempedulikan apa dampak dari setiap barang yang kita konsumsi. Inilah sisi gelap dari dunia konsumtif yang sedang kita nikmati sekarang ini.

Kenyataannya, untuk setiap barang yang kita konsumsi, terkait dengan kerusakan alam karena eksploitasi dan polusi.

Kalau jumlah sampah yang kita hasilkan begitu banyak, hasilnya tetap lebih banyak sampah, walaupun ada upaya daur ulang, biodegradability dll. Persoalannya adalah teknologi produksi yang masif, tidak bisa diiringi secara efektif oleh teknologi efisiensi, daur ulang dll. Jadi walaupun secara teoritispun masalah sampah bisa diatasi dengan daur ulang atau biodegradasi, tetapi kenyataannya tidak ada upaya yang layak untuk menandingi produksi sampah yang begitu banyak, atau memang tidak mungkin. Akibatnya TPA akan tetap penuh, polusi serta pelepasan metan ke atmosferpun akan tetap terjadi.
Ini kenyataan global yang perlu kita terima, supaya solusi yang akan kita pikirkan nantinya tidak menjadi sebuah solusi naif yang jadi bahan lelucon anak cucu.

Solusinya

Kalau situasinya seperti di atas, cara tercepat dan mudah untuk mengatasi krisis adalah dengan mengurangi barang yang kita produksi. Sederhana bukan ? Lalu kenapa ini tidak terjadi ?

Persaingan bisnis saat ini membuat banyak barang sekali pakai diproduksi. Para pebisnis berpikir bahwa konsumen menginginkan kepraktisan bahan sekali pakai. Semakin suatu bahan cepat dibuang semakin baik. Inilah salah satu pendorong utama menumpuknya sampah-sampah di sekitar kita.
Irasional bukan ? Tetapi inilah yang sesungguhnya terjadi. Dan selama ini terjadi, hampir tak mungkin ada teknologi daur ulang atau biodgradability yang mampu mengejar produksi sampah.

Anda bisa membantu membuat ekonomi kita lebih rasional dengan menjadi konsumen yang rasional. Mari kita ganti konsep ‘kantung kresek’ menjadi ‘Tas Belanja’. Tidak banyak kenyamanan yang harus kita korbankan dalam berbelanja, tetapi dampaknya luar biasa.
Tas Belanja bersama dengan tempat makanan, gelas portabel pakai ulang dan sapu tangan adalah pertanda kita adalah konsumen yang rasional, cerdas dan peduli.
Yuk..yuk.. yuk… kita hidupkan tas belanja dan hapuskan kantung kresek dari sejarah peradaban manusia.

NB : jangan buang kantung kresek yang terlanjur ada di rumah anda. Pakailah dengan hati-hati selama mungkin sampai ia benar-benar tak dapat digunakan lagi. Pengalaman saya, kantung kresek pun dapat digunakan ulang berpuluh sampai ratusan kali. Dan… jangan sampai ada kantung kresek baru yang masuk ke rumah anda (susah-susah gampang,,, tapi namanya juga perjuangan).

Diadopsi dari karya seorang pejuang lingkungan (David Sutasurya, YPBB Bandung
»»  LAGI...